Kapanlagi Kepo - Aborsi adalah kegiatan ilegal di Indonesia.
Namun di negara lain, aborsi masih saja diperbolehkan namun dengan ketentuan dan peraturan tertentu yang ketat.
Misalnya di Amerika Serikat, aborsi di legalkan jika bayi yang dikandung oleh seorang perempuan adalah hasil pemerkosaan.
Dilansir dari Viralthread.
Seorang wanita bernama Melissa Ohden asal Missouri, Amerika Serikat menceritakan kisah menyedihkannya.
Saat itu pada tahun 1977, ibu kandung Melissa mengandung dirinya.
Namun nenek Melissa dengan sengaja menyuruh ibunya untuk mengugurkan kandungannya.
"Saya mengetahui bahwa ibu kandung saya, yang saat itu berusia 19, telah dipaksa melakukan aborsi oleh nenek saya." ujar Melissa.
Setelah menjalani proses aborsi, bayi itu ditempatkan pada sebuah tempat sampah medis.
Namun mukjizat terjadi.
Saat hendak dibuang, bayi tersebut menangis dan seorang perawat mengetahuinya.
Akibat aborsi yang gagal, Melissa terlahir menderita penyakit kuning, distres pernapasan dan kejang-kejang.
Melissa lantas di rawat di rumah sakit, dia dirawat oleh tim perawat.
Pada usia tiga bulan, Melissa diadopsi oleh sepasang suami istri yang bernama Linda dan Ron Ohden.
Suami istri itu tidak bisa memiliki anak alias mandul.
Waktu berlalu dengan cepat.
Melissa sekarang sudah menjadi gadis dewasa.
"Saya diberi tahu oleh orang tua angkat saya yang mengatakan kepada saya kebenaran yang menghancurkan."
"Mereka mengatakan bahwa saya telah selamat dari aborsi yang gagal. Mereka tidak pernah ingin saya tahu tentang hal itu."
Setelah mengetahui hal itu Melissa lantas sedih, marah, takut dan malu akan hidupnya.
Saat berusia 19 tahun, Melissa mulai mencari jawaban tentang ibu kandungnya.
Ketika dirinya masuk ke University of South Dakota untuk belajar ilmu politik, ia mendapat petunjuk tentang orang tua kandungnya.
Ibu dan nenek Melissa ternyata pernah berkuliah disitu.
"Saya membolak-balik buku kuliah keperawatan saat menemukan seorang wanita yang saya duga adalah nenek saya."
Setelah berusaha Melissa akhirnya dapat menemukan ibu kandungnya.
"Ketika akhirnya kami janjian untuk bertemu di bulan Mei tahun lalu, saya bisa melihatnya dari kejauhan semakin dan semakin dekat."
"Rasanya saya ingin lari dari pertemuan itu."
"Lalu kami berpelukan dan keduanya menangis. Saya berkata, "Sudah lama sekali".
"Ibu tidak tahu jika aku hidup ... Bisakah kau bayangkan?" tambah Melissa.
"Dia menanggung rasa bersalah dan hidup dengan banyak penyesalan tapi saya mengatakan kepadanya bahwa saya sama sekali tidak menyalahkannya." pungkas Melissa.
Setelah Melissa bertemu kembali dengan ibunya, ia mendirikan badan sosial bernama Abortion Survivors Network.
Lembaga swadaya ini mengkampanyekan larangan aborsi.
Artikel ini merupakan tulisan pembaca KapanLagi.com. Penggunaan konten milik pihak lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Jika Anda keberatan dengan tulisan yang dimuat di KapanLagi Kepo atau memiliki kabar dan tulisan untuk dimuat di KapanLagi Kepo, silakan menghubungi Redaksi KapanLagi.com melalui kepo[@]kapanlagi[dot]net atau membaca Syarat dan Ketentuan.
Komentar